Laman

Kamis, 14 Mei 2015

SLB Pinang Butuh 12 Guru

TANJUNGPINANG – Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Kota Tanjungpinang, Riasnely, menjelaskan kalau guru yang mengajar di SLB Tanjungpinang masih perlu ditambah. Jumlah guru yang mengajar saat ini, mulai dari guru SD, SMP dan SMA mencapai 38 guru. Sedangkan jumlah siswa mulai dari SD, SMP dan SMA mencapai 204 siswa.
“Kita ada dua lokasi tempat belajar, satu di SLB Senggarang satu lagi di SLB Batu Tujuh. Jumlah siswa 204 dengan 38 guru masih belum memadai,” kata Riasnely kepada Tanjungpinang Pos, Rabu (25/4) di sela-sela pelaksanaan UN SLB.
Menurut dia, SLB Kota Tanjungpinang masih membutuhkan 12 guru lagi, baik guru bidang studi maupun guru khusus untuk mengajar bagi siswa yang autis. Jumlah siswa autis saat ini ada 14 orang, tapi hanya ditangani oleh dua guru saja. Logikanya, kalau siswa autis yang tingkat tinggi, harus ditangani oleh satu guru. Tapi, karena kekurangan guru kadang empat siswa atau malah lebih, hanya ditangani satu guru.
“Banyak guru tidak mau mengajar di SLB, mungkin karena siswanya yang mengalami keterbatasan mental, mulai dari tuna runggu, tuna netra dan lainya. Kita juga minta kepada pemerintah agar ada penambahan guru,” ujarnya.
Ia juga berterima kasih kepada Dinas Pendidikan Provinsi Kepri yang memberikan sinyal bakal menyediakan guru untuk SLB. Masih kata Riasnely, bantuan pembangunan SLB kebanyakan dari pemerintah pusat. Sedangkan bantuan operasional SLB untuk tingkat SD diberikan dari dana APBD Kota Tanjungpinang.”Kita minta juga bantuan operasional untuk SMP dan SMA juga ada dari pemerintah daerah. Karena jumlah siswa kita kecil dana BOS yang kita terima juga kecil,” paparnya.
Sementara itu, Wali Kota Tanjungpinang, Suryatati A Manan, berjanji akan menambah jumlah guru SLB. Memang pemerintah mengaku di sekolah SLB kekurangan guru. “Kita akan mengupayakan ada penerimaan guru khusus untuk SLB pada saat penerimaan CPNS nanti. Walaupun surat resmi penerimaan CPNS belum diterima pemerintah daerah dari pemerintah pusat,” tegas Suryatati A Manan.
Menurut Suryatati A Manan, guru yang mengajar di SLB memang harus memiliki keahlian khusus. Selain memiliki keahlian akademik juga memiliki keahlian membaca kata-kata siswa, baik tuna runggu, tuna netra maupun siswa yang autis.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar